Akhir tahun ajaran merupakan moment yang selalu di tunggu
oleh banyak mahasiswa, arena di akhir tahun itu ada proses kenaikan dan
perpindahan status siswa menjadi mahasiswa. Tapi ada kegiatan rutin tahunan
yang di lakukan oleh pelajar yang kerap sekali membuat resah para aparat
keamanan dan warga yaitu budaya corat coret dan konvoy di jalanan.
Budaya ini selalu ada dari tahun ketahun entah mengapa
kebiasaan jelek seprti ini seperti warisan dari generasi ke generasi. Apakah itu
susatu bentuk rasa syukur?..bukan..bukan seperti itu ungkapan syukur
kelulusan.karena hal yang demikian hanyalah buang – buang uang dan merusak
moral saja, seandainya kegiatan syukur di wujudkan dalam bentuk kebaikan social,
memberikan bantuan kepada orang yang tidak mampu maka hal demikian akan jauh
lebih memberikan manfaat kapada sesame.
Dapat dibayangkan seandainya seragam sekolah dari anggota
siswa terselamatkan dari aksi corat-coret, sudah barang tentu pakaian seragam
itu bisa diberikan kepada siswa miskin yang membutuhkan atau pun disumbangkan
kepada anak yatim piatu. Betapa bermanfaatnya pakaian seragam tersebut bagi
mereka meskipun sudah pernah dipakai (pakaian bekas). Begitu pula seandainya
aksi konvoi di jalanan dapat diminimalisir, tentunya tidak akan menambah
kemacetan jalan raya sebab selama ini jalan-jalan di Bali sudah begitu padat dengan jumlah kendaraan begitu
banyak.
Untuk itulah mungkin ada beberapa langkah yang bisa ditempuh
dalam menanggulangi aksi corat-coret dan konvoi di jalanan ketika perayaan
kelulusan sekolah dilakukan. Pertama, guru di sekolah tidak henti-hentinya mengingatkan
siswanya ketika pengumuman kelulusan agar tidak merayakan dengan aksi
corat-coret dan konvoi di jalanan karena akan merugikan siswa sendiri dan orang
lain. Kasihan pakaian yang masih bagus di corat-coret, mendingan diberikan
kepada keluarga sekitar yang membutuhkan. Begitu pula aksi konvoi di jalanan
sering menimbulkan ketidaknyamanan pengendara lain yang sedang melintas. Pihak
sekolah harus memberikan sanksi tegas (efek jera) kepada siswanya apabila
terlihat melaksanakan aksi corat-coret seragam sekolah. Hal ini juga demi
menjaga nama baik sekolah dan keluarga yang bersangkutan…emoga kebiasaan
seperti ini bisa terhapuskan. Bantulah para aparat menegakkan kebaikan dengan
tidak membiasakan diri ikut hal – hal negative seperti itu.
Judul: KEBIASAAN BURUK SETIAP AKHIR PEMBELAJARAN SISWA DI INDONESIA
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh 09.06
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh 09.06
0 komentar:
Posting Komentar