Selasa, 08 Juli 2014

KEBIASAAN BURUK SETIAP AKHIR PEMBELAJARAN SISWA DI INDONESIA




Akhir tahun ajaran merupakan moment yang selalu di tunggu oleh banyak mahasiswa, arena di akhir tahun itu ada proses kenaikan dan perpindahan status siswa menjadi mahasiswa. Tapi ada kegiatan rutin tahunan yang di lakukan oleh pelajar yang kerap sekali membuat resah para aparat keamanan dan warga yaitu budaya corat coret dan konvoy di jalanan.

Budaya ini selalu ada dari tahun ketahun entah mengapa kebiasaan jelek seprti ini seperti warisan dari generasi ke generasi. Apakah itu susatu bentuk rasa syukur?..bukan..bukan seperti itu ungkapan syukur kelulusan.karena hal yang demikian hanyalah buang – buang uang dan merusak moral saja, seandainya kegiatan syukur di wujudkan dalam bentuk kebaikan social, memberikan bantuan kepada orang yang tidak mampu maka hal demikian akan jauh lebih memberikan manfaat kapada sesame.

Dapat dibayangkan seandainya seragam sekolah dari anggota siswa terselamatkan dari aksi corat-coret, sudah barang tentu pakaian seragam itu bisa diberikan kepada siswa miskin yang membutuhkan atau pun disumbangkan kepada anak yatim piatu. Betapa bermanfaatnya pakaian seragam tersebut bagi mereka meskipun sudah pernah dipakai (pakaian bekas). Begitu pula seandainya aksi konvoi di jalanan dapat diminimalisir, tentunya tidak akan menambah kemacetan jalan raya sebab selama ini jalan-jalan di Bali sudah  begitu padat dengan jumlah kendaraan begitu banyak.

Untuk itulah mungkin ada beberapa langkah yang bisa ditempuh dalam menanggulangi aksi corat-coret dan konvoi di jalanan ketika perayaan kelulusan sekolah dilakukan. Pertama, guru di sekolah tidak henti-hentinya mengingatkan siswanya ketika pengumuman kelulusan agar tidak merayakan dengan aksi corat-coret dan konvoi di jalanan karena akan merugikan siswa sendiri dan orang lain. Kasihan pakaian yang masih bagus di corat-coret, mendingan diberikan kepada keluarga sekitar yang membutuhkan. Begitu pula aksi konvoi di jalanan sering menimbulkan ketidaknyamanan pengendara lain yang sedang melintas. Pihak sekolah harus memberikan sanksi tegas (efek jera) kepada siswanya apabila terlihat melaksanakan aksi corat-coret seragam sekolah. Hal ini juga demi menjaga nama baik sekolah dan keluarga yang bersangkutan…emoga kebiasaan seperti ini bisa terhapuskan. Bantulah para aparat menegakkan kebaikan dengan tidak membiasakan diri ikut hal – hal negative seperti itu.

thumbnail
Judul: KEBIASAAN BURUK SETIAP AKHIR PEMBELAJARAN SISWA DI INDONESIA
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh

Artikel Terkait :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2013. About - Sitemap - Contact - Privacy
Template Seo Elite oleh Bamz